Escape to Pulau Harapan: Island of Hopes

Jakarta ada pantai nggak sih? Ancol? Itu kan kotor, nggak deh kalau harus berenang di sana....
Mungkin pertanyaan di atas sering sekali diucapkan orang-orang, khususnya di Jakarta, menyoal pantai untuk liburan. Jadi sebenarnya ada pantai yang bagus nggak sih di Jakarta? Jawabannya: Ada banget!

Tahu gugusan Pulau Seribu kan? Nah, jangan lupa ya kalau pulau-pulau ini masih ikut dalam wilayah administrasi DKI Jakarta juga. Pulau ini masih menyimpan banyak sekali keindahan yang mungkin nggak akan bisa kita bayangkan dengan hiruk pikuk dan riweuh nya kota Jakarta.

Selama empat tahun saya menempuh studi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta (re: Depok), saya penasaran sekali pengen pergi ke Pulau Seribu. Dan setelah lulus, akhirnya bisa kesampaian juga mencicipinya, menginjakkan kaki di salah satu pulau, yaitu Pulau Harapan. Kabarnya dibandingkan dengan pulau-pulau yang lain, katanya pulau ini masih alami banget, banyak spot bagus buat snorkling, dan juga karena terumbu karangnya masih bagus.

Pengalaman saya, biasanya rencana yang udah disusun jauh-jauh hari akan berakhir hanya menjadi wacana. Tapi ternyata dadakan juga nggak bagus karena kami belum tau medannya hehe. Jadi rencana saya dan tujuh teman saya yang lain harus molor sekitar dua minggu. Nah, ternyata jadwal kita yang mundur dua minggu itu juga membawa keuntungan, saya dapat kontak orang yang biasa jadi guide wisatawan di Pulau Harapan, namanya pak Bob. Beda dari tour yang biasa dipaketin, yang biasanya mahal kalau orangnya sedikit, kalau sama pak Bob ini terserah kita gimana mau menyusun itinerary nya. Jadi beliau hanya akan memfasilitasi apa yang kita butuhkan. Kalu dihitung-hitung dibanding dengan paket tour, cara ini bisa lebih memangkas biaya dan cocok buat yang suka jalan ngeteng hehe.

Day 1: 27 September 2014.
Kami jalan berdelapan, semuanya cewek. Yes, I called it: Girls days out! :D
Perjalanan kita mulai dari Depok, jam 4 pagi kita sudah jalan ke Stasiun UI, rencananya kita naik kereta Bogor-Kota yang paling pagi. Pukul 04:45 kereta datang, perjalanan memakan waktu sekitar satu jam. Setelah sampai kota kita paka 2 taxi untuk jalan ke Pelabuhan Muara Angke. Meskipun pagi hari dan minggu, kata supir taxi, jalanan ke arah pelabuhan ini memang selalu macet, jadi ada baiknya setelah kena macet kita langsung turun dan jalan sendiri ke pelabuhan. Lumayan kalau nunggu argo sampai membengkak hanya gara-gara nungguin macet. Jalan masuk ke pelabuhan juga nggak jauh, sekitar 15 menit, dan banyak juga orang-orang yang jalan ke sana. Oh ya, karena kita harus melewati pasar ikan yang sering banjir dan air nya kotor, sebaiknya pakai sendal jepit aja dan jangan berpakaian terlalu seksi, karena bisa-bisa kalian digodain abang-abang yang ada pasar ikan (suit..suit) hehee..

wajah-wajah beler nungguin masinis datang

Muara Angke pagi itu


Kita naik kapal Miles, kapal ini jalan sekitar pukul 07:30 dan makan waktu sekitar 2,5 jam untuk sampai ke Pulau Harapan. Karena takut pengap kalau duduk di dalam kapal, jadi saya milih duduk di luar kapal, biar kena tapi. Tapi....karena nggak pakai jaket dan tidur pules di perjalanan, jadinya tangan saya kebakar, belang sebelah, kan jadinya nggak bagus hiks :( Yasudahlah, hitung-hitung oleh-oleh dari laut hehe.

Pukul 10:30 kita udah sampai di dermaga nya pulau Harapan. Yang tadinya kriyep-kriyep masih ngantuk, langsung melek begitu lihat hamparan laut dengan warna birnu jernih di depan mata. Wah! Pak Bob yang jadi guide kita udah nunggu di dermaga. Bersama rombongan lain, kita diantar ke homestay yang ternyata ada di Pulau Kelapa, cuma sebelahan sama Pulau Harapan.

Kita dapat homestay bagus, masih baru, dan ber AC. Rate buat semalam Rp 500.000,- murah juga, lumayan kalau bisa dibagi delapan orang hehe. Begitu sampai, kita udah disambut dengan hidangan makan siang, nasi, sayur, lauk, lengkap sama buah-buahannya, ah sedaaap. Langsung diserbu, karena daritadi udah laper banget. Lebih baik memang kita pesan makanan dari catering seperti ini, karena katanya makanan di sini harganya lumayan juga.

wajah-wajah bahagia mau nyemplung ke laut :D

Setelah beres-beres, pukul 12:30 kita jalan menuju spot snorkeling yang pertama. Ternyata udah banyak grup kapal-kapal lain yang ada di sana. Jadi di situ kita cuma nyelup aja, pak Bob ngajakin buat pindah spot yang lain. Karang-karang di sekitar pulau ini masih alami banget. Saya masih belum jago soal berenang, tapi di spot kedua ini saya coba snorkeling tanpa pelampung. Bisa sih, tapi sering panik kalau snorkel nya kemasukan air :( dan imbasnya sering kaki kena karang, duh maaf ya karang aku melukaimu....
ready. get set. byurrrr

dikira yacht, pada berjemur di dek kapal



capek abis nyelem

wah ada Patrick star!


Kami juga diajakin ke sebuah pulau (?), hmmm hanya gundukan pasir yang ada di tengah laut sih. Tempat ini terkenal karena jadi setting buat iklan Pocari Sweat nya JKT48. Coba kalau nggak banyak orang, pasti bagus banget pulau ini buat foto-foto hehe. Pasir nya lembut dan bersih banget. Semoga pulau-pulau ini nggak tercemar karena tangan jahil manusia.

Iron Man's jump mode: on


Sambil nunggu sunset, kami diajak ke spot snorkeling yang terakhir. Lokasinya dekat dengan Pulau Perak. Tapi hati-hati di sini banyak sekali bulu babi. Beruntungnya saya, diajakin pak Bob buat snorkeling agak ke tengah, ke tempat yang lebih dalam dan pasti karang-karangnya lebih berwarna-warni. Belum lama berenang, saya langsung kaget dan hampir panik pas lihat ada bulu babi bertebaran di atas karang. Kalau biasanya bulu babi yang terdampar di pantai itu jadi kecil, nah beda sama yang masih di laut, duri mereka panjang-panjang dan kelihatan lebih besar. Dalam kondisi seperti ini, pak Bob memberi instruksi agar tetep di atas, ngambang aja, jangan terlalu ke bawah. Apesnya, karena saya nggak berhati-hati lihat kanan-kiri, pas saya coba menyelam agak ke dalam, tangan saya nampol bulu babi! :( Aduh rasanya nyut-nyutan banget! Karena nggak ada jarum, bulu babi yang kena kelingking saya tadi diambil pake pancing ikan nelayan dong, dan ada mungkin panjangnya 0,5 cm!

Kena bulu babi, nggak berarti menyurutkan niat buat menjelajah spot itu lebih jauh. Saya menemukan banyak sekali jenis karang yang masih bagus-bagus (nggak tahu namanya), saya juga tiga kali ketemu anemon laut, yang kalau dipegang rasanya kasar, dan ada ikan NEMO bermain-main, sembunyi di antara rimbunan anemon. Cantik banget! Nggak nyesel deh kemasukan dan minum air laut berkali-kali hehe. Oh ya, ternyata pak Bob nunjukin ada penyu besar lagi berenang. Saya yang punya mata minus nggak tahu kalau tadi ada penyu lewat. :(  Sayang banget saya nggak ada kamera bawah laut buat mengabadikan kecantikan alam bawah laut kita.

Narsis dulu yaah (eh itu background-nya air laut lho)


Saya nggak sempat menikmati sunset, pak Bob bingung gimana cara kita balik lagi ke kapal. Keasyikan berenang, kita udah terlalu jauh dari kapal dan diperparah dengan banyaknya bulu babi jadi kita harus muter cari jalan yang lain. Bahagianya saya setelah ketemu kapal lagi dan teman-teman saya sedari tadi nungguin hehe.

Ikan tongkol bakar kami


Malamnya kita diajakin buat barbeque-an, kita bakar ikan di lapangan pulau Kelapa, yeayy. Menu bakar-bakaran kali ini cuma ikan tongkol aja. Dibakar nggak pakai bumbu, tapi pas dicocol sama sambel kecap aja, rasanya endeusss banget. Nyesel awalnya cuma minta enam ekor aja , harusnya nambah hehe. Perut kenyang, semua senang, sisa malam itu kita pakai untuk istirahat buat esok hari,

Next...saya masih ada cerita hari kedua di Pulau Harapan hehe.





Comments

  1. halo, diapain sama pak bob ditengah laut neng? hubungin gw di 085959103572. dia sudah punya istri 1 dengan 3 anak. lo korban yang keberapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe untungnya gak diapa-apain kok, cuma itu om-om mungkin agak ganjen.. tp gak gw gubris sih. emg banyak 'korban' ya? diapain?

      Delete
  2. Minta kontak om bob nya dong kak

    ReplyDelete

Post a Comment