Reds vs Reds: Another Awful Display from United.

Jones doing hard works. (guardian.co.uk)
Perjalanan Manchester United di musim ini yang bak roller coaster terulang kembali. Awal yang baik di bulan Maret saat berhasil mengalahkan West Bromwich Albion tidak dapat diulangi punggawa Setan Merah saat harus berhadapan dengan penghuni klasemen 3 sementara BPL, Liverpool, di Old Trafford.

Masih mengandalkan susunan pemain yang sama seperti match sebelumnya dengan minus Smalling yang harus absen karena cedera hamstring. United kewalahan mengimbangi permainan Liverpool. Bahkan dalam laga ini, United hanya berhasil membuat catatan 1 kali shoot on target berbanding terbalik dengan jumlah yang dicetak para pemain Liverpool sebanyak 7 kali tembakan mengarah ke gawang.

Barisan tengah United tidak bekerja dengan baik, aliran bola yang dilakukan sulit menjangkau Van Persie atau Rooney yang ada di depan. Juan Mata terlihat kesulitan untuk mencari celah mengalirkan bola ke pemain lain. Malahan, dalam pertandingan ini Van Persie sudah tiga kali terperangkap off side. Pemain Liverpool sukses melakukan pressing ketat yang tentu saja menyulitkan United. Walaupun sudah menunjukkan ketenangan dalam menguasai bola, Fellaini sering kali terlambat mengoper dan kehilangan bola dengan mudah, hal ini dimanfaatkan Liverpool yang memiliki 3 penyerang dengan kecepatan yang tinggi, untuk melakukan serangan balik.

Ini juga yang menyebabkan terciptanya dua penalti di laga pertama. Rafael terlihat menyentuh bola di area penalti saat menghadang laju bola dari Suarez. Gerrard yang menjadi eksekutor sukses memperdaya De Gea. Liverpool bahkan total mendapat 3 hadiah penalti dari Mark Clatteburg sebagai pengadil lapangan di laga ini, terakhir setelah Sturridge menjatuhkan diri di kotak penalti. Kali ini eksekusi Gerrard mengenai tiang kanan, dan no hat-trick for Stevie G.

Pergantian pemain yang dilakukan Moyes juga tidak efektif. Moyes memasukkan Cleverley dan Welbeck untuk menggantikan Januzaj dan Fellaini yang tidak bekerja maksimal di laga itu, namun keduanya tidak banyak membantu. Dan kemudian menarik Mata dan memasukkan Ferdinand menggantikan posisi Vidic setelah diganjar kartu merah. Waktu yang tersisa hanya tinggal beberapa menit, dan United tertinggal 3 gol atas tim lawan, apa yang diinginkan Moyes?

Seringkali saat dalam keadaan tertinggal, Moyes melakukan pergantian atau bahkan bisa menjadi sebuah perjudian dalam memasukkan pemain pengganti. Mungkin memang United musim ini bukanlah tandingan untuk Liverpool yang ada di peringkat empat besar, tapi semestinya seluruh punggawa United harus memperlihatkan semangat untuk dapat meraih tiket Champions League di akhir musim, atau setidaknya untuk Europa League. Moyes perlu melihat dengan jeli apa kekurangan tim di dalam lapangan dan memcahkannya dengan tepat, sebagai manajer tim besar sudah seharusnya ia harus memperlihatkan determinasinya untuk menjadi seorang juara. It's not Everton, it's United!



Comments