Singapura - Malaysia: Empat Jam Terjebak di Imigrasi Johor Baru

Rangkaian proses masuk imigrasi saya kira nggak akan memakan waktu lama. Saya keluar dari hostel yang ada di area Little India sekitar pukul 10:30 pagi. Estimasi saya sampai di imigrasi Woodlands (imigrasi Singapura) sekitar pukul 11.30. Oh iya, kalau ada yang naik MRT, bukan turun di stasiun Woodlands ya, tapi turunnya di Stasiun MRT Kranji.

Dari Kranji kita naik bus no. 170 (ke terminal Johor Baru) yang menuju ke imigrasi Woodlands lalu ke imigrasi Johor Baru (JB). Sesampai di imigrasi Woodlands, antrian tidak terlihat terlalu banyak, orang masih berjajar rapi dan teratur. Proses di imigrasi ini juga terbilang cepat, hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Selanjutnya kami turun ke bawah, menunggu bus yang akan mengantar ke imigrasi Johor Baru (Malaysia). Baru saat turun, terlihat orang berkerumun antri untuk naik bus selanjutnya. Hmm walaupun sudah ada line masing-masing untuk nomor bus tertentu, sepertinya hal itu tidak berlaku saat ini. Saat bus datang, petugas segera menyuruh antrian untuk masuk ke dalam bus. Tapi...nomor bus nya berbeda saat pertama saya naik tadi, loh gimana ini? Ternyata semua bus dari imigrasi Woodlands tetap akan mampir ke imigrasi JB, jadi tenang saja. 

Iklan yang ada di halte bus Kranji :))

Oh iya, saat saya naik bus no.170, saya tidak tapping kartu saya saat keluar di imigrasi Woodlands karena saya kira bus yang saya tumpangi akan kembali menjemput penumpang di pintu keluar. Ternyata tidak. Saat akan ke JB, ternyata saya naik yang no. 160 dan saat tapping masuk, kartu saya eror. Astagaaaa. Sudah banyak bayang-bayang di kepala saya kalau kartu ini rusak karena saya salah menggunakan, padahal kartu ini (semacam flash kalau di Jakarta) saya dapat boleh minjem dari teman saya, dan masih ada sisa sekitar SG$8 di dalam nya. Kan sayang kalau kebuang. :( 
Untungnya keresahan saya nggak kebukti! Fiuhh. :) Kartu ini masih bisa saya gunakan saat kembali dari Malaysia, saat di imigrasi Woodlands ke Bandara Changi. Mungkin memang sudah sering terjadi kasus seperti ini yaa,..

Hari itu berbarengan dengan Idul Adha, di pikiran saya mungkin orang-orang di Malaysia atau Singapura yang muslim menganggap hari ini biasa saja ya. Ternyata saya salah! Masuk ke area imigrasi JB sudah banyak orang antri, melebihi antrian di Woodlands! Saya baru tahu kalau akhir tiga hari ini adalah libur panjang bagi orang-orang di sana. Berbeda dari Indonesia, libur Idul Adha di sana mencapai dua hari dan juga sebelumnya ada libur nasional agama Hindu. Estimasi waktu saya yang awalnya maksimal hanya satu jam di imigrasi ini untuk mengejar bus yang akan berangkat pukul 13.00 ke Malaka, jadi molor jadi empat jam! Buat yang mau melewati imigrasi ini di akhir pekan atau hari libur, lebih baik datang pagi atau ambil waktu lebih biar nggak mepet. 

Penuhnya antrian imigrasi JB saat itu.


Tidak bisa dibilang antrian di sini rapi dan tertib seperti di imigrasi Singapura. Saya hanya berpikir, ya katanya kan kita negara serumpun, masih mirip-mirip lah keadannya sama di Indonesia hehe. Di tengah kerumunan saya bertemu dengan segerombolan ibu-ibu TKI. Ibu-ibu ini sedari tadi bercakap-cakap dengan bahasa Jawa, saya yang juga natif bahasa ini cuma bisa ketawa, senyum-senyum mendengar apa yang mereka bincangnkan. Saya iseng, ikut nimpalin apa yang mereka bincangkan, mereka kaget ketemu orang Jawa juga di imigrasi ini, akhirnya kami saling bercerita, saya bilang kalau saya mau ke Melaka dan ibu-ibu ini bilang mau liburan juga di Malaysia. Bedanya nilai kurs mata uang dan harga barang-barang di Johor Baru membuat banyak orang Singapura pergi ke kota ini untuk berbelanja, dibandingkan dengan harga di Singapura sendiri yang lebih banyak mahalnya dari pada murahnya, Johor Baru dipandang bisa menjadi alternatif belanja untuk mereka.

Selain pengalaman unik tadi, saya juga merasakan pengalaman yang nggak enak. Kali ini lawan mainnya remaja-remaja cina Singapura tengil yang juga lagi antri di imigrasi. Memang antrian di imigrasi ini tidak karuan. Setelah empat jam antri dan hampir mencapai meja imigrasi, saya lihat antrian yang saya ikuti, sama dengan yang ibu-ibu TKI tadi ikuti ternyata lebih penuh. Memang salah saya dan ini bukan keputusan bijak, saya melihat antrian di sebelah kanan saya yang lebih sedikit, mulailah saya nyempil di antrian itu dan baris dibelakang saya ternyata juga ikutan. Dengan bahasa mereka, remaja-remaja cina yang bergerombol itu mulai membicarakan saya, saya ngerti dari nada suara mereka dan tatapan sinis yang ditujukan ke saya, hey emang saya artis pake diomongin segala?? xD hahahaa.

Ternyata di belakang saya ada juga orang Indonesia yang ngerti bahasa Cina, katanya salah satu cowok yang ada di gerombolan itu yang paling ngatain saya. Hmm.. cowok kok lamis? Saya sih cuma diem aja sok blo'on. Toh walaupun saya nyempil di barisan mereka, saya juga masih tahu diri kok untuk mendahulukan mereka, nggak langsung ambil antrian paling depan. Ada lagi satu cewek anggota mereka yang mungkin super bete. Tas kerir saya kan berat, tali nya juga banyak bergentayangan. Pas saya pindahin tas saya maju, tali tas itu kena kaki si cewek, dia langsung injak bumi dong menandakan dia sedang kesal, risih ya kak betis nya dicolek? Duh kak, nggak sekalian injak bumi dan sebut namaku 3x?? Hahaha. Waktu itu saya nggak bisa bilang hal ini lucu. Kepanasan, empat jam antri, dan ketemu manusia-manusia ini, saya pun ikutan kesal, ngucap sumpah serapah di dalam hati. 

Akhirnya giliran saya datang juga, beda dari imigrasi Woodlands, selain bertanya tentang tujuan di Malaysia, imigrasi ini juga meminta kita untuk scan kedua sidik jari jempol kita. Tidak sampai 5 menit, meja imigrasi dilewati. Saya tidak perlu lagi bertemu dengan segerombolan remaja menyebalkan tadi. Dari sini, saya mencari bus yang menuju ke terminal Larkin Johor Baru untuk selanjutnya melakukan perjalanan ke Melaka......


Make your own story :)

Doeii


Comments